08 Mei 2014

SABTU SUCI



RAYAKANLAH PASKAH DENGAN HATI
(Mat 28:1-10)

Malam Paskah merupakan puncak perayaan iman umat Kristiani di seluruh dunia. Banyak orang Katolik, baik yang saleh dan “Napas” (ke gereja saat Natal-Paskah) akan datang ke gereja untuk merayakan Hari Kebangkitan Yesus. Akan tetapi, benarkah mereka mengimani Yesus yang telah bangkit? Padahal, ketika mereka tiba di gereja, mereka tidak melihat Yesus yang bangkit. Lambang kayu salib dan korpus Yesus masih dalam keadaan menderita. Bagaimana orang Katolik bisa berkata bahwa Yesus sungguh telah bangkit? Apakah iman mereka tentang kebangkitan Yesus Kristus sekadar iman ikut-ikutan?

Tentu saja kita tidak akan melihat Yesus yang bangkit, karena setelah pemakaman Yesus tidak ada seorang pun yang sungguh-sungguh melihat Yesus bangkit dari kematian-Nya. Namun, kebangkitan itu sungguh nyata terjadi karena ucapan Yesus sendiri yang bersabda, "Anak Manusia akan diserahkan ke dalam tangan manusia dan mereka akan membunuh Dia dan pada hari ketiga Ia akan dibangkitkan.” (Mat 17:22-23); dan pesan malaikat kepada para perempuan di depan makam Yesus, guna dijadikan kesaksian para murid dan Gereja Perdana yang terus hidup hingga sekarang, "Janganlah kamu takut; sebab aku tahu kamu mencari Yesus yang disalibkan itu. Ia tidak ada di sini, sebab Ia telah bangkit, sama seperti yang telah dikatakan-Nya (Mat 28:5-6).

Demikianlah Paskah adalah puncak perayaan misteri iman orang Kristiani yang tidak mudah diungkapkan. Meskipun begitu, perayaan iman ini selalu hidup dan nyata oleh mereka yang sungguh-sungguh beriman. Mengapa? Karena orang beriman tidak memiliki keraguan akan peristiwa salib dan berita kebangkitan Yesus yang diwartakan para rasul. Sekalipun tidak melihat Yesus yang bangkit, namun toh mereka masih mau merayakan Paskah Kristus setiap tahun. Itulah iman yang tidak mudah diungkapkan dengan akal sehat kita.

Walaupun hari Paskah selalu dirayakan setiap tahun, namun dalam kehidupan sehari-hari tidak jarang kita temui ada orang Kristiani yang masih takut pada kematian dan meragukan kebangkitan badan bersama Yesus. Mereka bertanya-tanya kemana kah mereka jika sudah mati? Apakah surga dan neraka sungguh nyata? Atau surga dan neraka hanya imajinasi manusia saja? Parahnya, ada orang Katolik yang sekalipun setiap tahun setia merayakan Paskah, takut mati, dan meragukan surga, namun dalam kehidupan sehari-hari mereka masih senang berbuat jahat dan menyimpan dosa-dosa. Sadar atau tidak, orang-orang yang belum percaya pada berita surgawi dan suka berbuat dosa inilah yang sesungguhnya belum merayakan paskah Kristus dalam hatinya.


19 APRIL 2014


Doa:
Ya Tuhan, Ampunilah kami bila selama ini kami selalu merayakan Paskah Kebangkitan Yesus, Putra-Mu sebagai rutinitas hidup kami. Melalui doa ini, kami mohon, perbaharuilah iman kami untuk menghayati Paskah-Mu sebagai perayaan iman sejati
 dan kebangkitan kami untuk melawan dosa-dosa dan ketakutan kami. Alleluia.
Amin.

07 Mei 2014

JUMAT AGUNG (M) 2014

PENGHIANAT YESUS ZAMAN SEKARANG 
(Luk 23:46 Ibr 4:14-16; 5:7-9 Yoh 18:1-19:42) 

      Dalam Liturgi Gereja Katolik, hari Jumat Agung seringkali membawa perasaan tersendiri bagi mereka yang merayakannya. Ada umat yang mengeluh karena ibadatnya terlalu lama, hingga mengantuk, dan ada pula yang terharu saat mendengar Injil dimadahkan dengan “Passio” yang bertemakan “Kisah sengsara Yesus”. Di beberapa daerah, nyanyian madah kisah sengsara Yesus seringkali mengugah hati umat hingga menangis. Namun yang pasti, tujuan “passio” bukan supaya kita ikut menangis merasakan pengalaman penderitaan Yesus, melainkan supaya kita semakin memahami makna dibalik penderitaan, sengsara, penyaliban, kematian dan pemakaman Yesus bagi hidup kita dan hidup Gereja.

      Melalui Injil Jumat Agung hari ini, kita diajak untuk merenungkan bahwa penderitaan hidup kita selama ini, ternyata juga dialami dan dirasakan oleh Tuhan sendiri melalui pribadi Yesus. Seperti halnya kita, Yesus juga telah mengalami perasaan rasa sakit fisik, baik sakit dipukul, diludah, dicabik, ditikam, dibunuh dan perasaan sakit hati, dengan kata-kata kutuk, penghinaan, caci maki, tuduhan palsu, fitnah dan penghianatan. Salah satu permenungan yang dapat kita petik yaitu bahwa Yesus yang tidak bersalah harus mengalami penghianatan yang dilakukan oleh murid-Nya, Yudas Iskariot. Siapakah Yudas bagi Yesus? 

      Yudas Iskariot adalah bendahara pilihan Tuhan Yesus untuk mengurus keuangan dan mengatur kebutuhan makan minum komunitas para rasul. Seperti kita tahu bahwa posisi bendahara bukanlah sembarangan. Yang jelas, seorang bendahara di dalam komunitas para rasul adalah orang kepercayaan Yesus. Akan tetapi, tidak disangka bahwa Yudas Iskariot justru menjadi tokoh penghianat terkenal di dunia, sekaligus salah seorang penyebab penderitaan dan kematian Yesus. Melihat pengalaman Yesus, kita ingin diingatkan lagi bahwa seorang penghianat bisa muncul dari lingkungan hidup para pengikut Kristus. 

        Yang pasti, pada zaman sekarang, karakter penghianat itu marak terjadi di mana-mana dan tanpa kita sadari, penghianatan itu justru dilakukan oleh kita sendiri sebagai orang kepercayaan di dalam keluarga, lingkungan kantor, lingkungan persahabatan dan anggota Gereja. Mungkin saja sebagai suami istri, kita pernah menghianati kehidupan perkawinan suci kita, dengan dosa perselingkuhan dan perzinahan? Mungkin juga, sebagai orangtua kita telah menghianati anak-anak kita dengan melakukan kekerasan, penganiayaan, dan pelecehan sexual terhadap mereka? Mungkin, sebagai saudara kandung, kita telah menghianati saudara sendiri untuk merebut warisan, tanah, kekayaan, dan perusahaan keluarga? Mungkin, sebagai seorang sahabat kita telah menghianati sahabat kita hanya karena ingin memiliki istri atau suami mereka, atau ingin menguasai mereka?

       Dan sebagai orang Katolik, mungkin kita adalah penghianat Tuhan Yesus yang suka melakukan dosa-dosa yang bertentangan dengan hukum 10 Perintah Allah; kejahatan moral, free sex, aborsi, penyembahan berhala, pengikut sekte, pembunuh karakter, dan lain sebagainya. 

 Doa: 
Ya Tuhan, ampunilah kami karena selama hidup ini kami tidak setia kepada-Mu dan sering menghianati-Mu dengan menyakiti hati banyak orang, baik dengan pikiran, perkataan, perbuatan dan kelalaian kami. Amin